Senin, 22 Agustus 2011

Seperti itulah ..

Perjalanan itu memanglah sangat dan teramat pendek. Aku sendiri masih sanggup untuk menghitung nafas detik yang berhembus dalam angka matinya. Tapi kesingkatan itu yang membuat aku mengerti bagaimana seseorang yang diberi keterbatasan masih bisa berusaha. Bagaimana seseorang yang diberi kekurangan masih bisa bersyukur. Semua orang diatas mereka mungkin akang tersombong dengan perbedaan tingkat kebahagiaan. Tapi justru aku malu, aku termenung mengungkapkan rasa bersalahku pada semua karunia yang telah sia-sia. Aku iri dengan mereka, aku ingin seperti mereka, dan aku bangga dengan mereka. Aku selalu membayangkan teori seperti apa yang sebenarnya mereka pelajari. Apakah mereka mempelajari ilmu yang sama seperti aku? Tapi aku terfikir bahwa tidak adanya pembelajaran di tempat mereka. Dari sisi lain aku lelah memandang mereka, aku merasakan apa yang mereka rasakan walaupun aku tidak melakukan hal itu. Terlelah ketika aku harus akui bahwa mereka lebih mengerti seluk beluk kehidupan dibanding aku yang telah ditempatkan di tempat orang-orang yang kaya akan ilmu. Aku jenuh melihat itu, karena aku malu bukan karena jenuh tentang kesombongan yang mati akan mereka. untuk hari ini adalah pelajaran tentang makna kehidupan sesungguhnya. Perjalanan panjang dengan konsep seperti disaat aku menonton teater, yang aku sendiri tidak mengetahui hal apa dan bagaimana kejadian hitam putih itu akan terputar dan terangkum bersama langkahku dalam ceritanya.

0 komentar:

Posting Komentar